Minggu, 21 Desember 2014

Terjebak dalam Udara kosong

Ah hidup ini...
Mungkin semua orang pernah mengeluhkan hal itu.. mencoba mencari kebenaran yang ia coba buat sendiri, mengesampingkan kebenaran yanh sudah pernah ada dan tertera dalam tulisan Indah yang tersusun rapih yaitu Alqur'an..
Menyalahkan orang lain, melihat hal yang buruk saat melihan orang lain..
Padahal diri ini masih sangat jauh dari sebuah kesempurnaan..
Jika Allah tidak Maha Pengampun.. mungkin Ia telah lelah dengan sikap ini..
Aku kasihan pada diri ini, yang masih saja hina di hadapanNya, yang masih saja merasa baik dihadapan manusia..
Padahal, tidak ada seujung kukupun kebaikan yang sudah ku perbuat...
Innalillah.. aku malu.. sangat malu..
Sudah berapa tahun ku lalui hidup ini tanpa ada kebaikan sedikitpun..
Masih seperti sebuah botol kosong yang hanya berisi udara..

Rabu, 10 September 2014

Kaca dan Bayangan



Mengingat...
Mencari jawaban yang tersirat dalam fakta,
Jika saja ada perekam otomatis yang terpasang disana, ditempat-tempat itu,
Ditempat-tempat yang membuat lidah ini mampu meneruskan perkataan kebenaran, mengajak banyak hati yang terpaut oleh ucapan..
Ditempat-tempat itu, yang mampu membuatku malu, membuat lidah ini kelu,
Dan Otak ini membeku seperti batu..
Yang dulu, pernah didamba karena sikap ini..
Tetapi, kutemui diri yang tak seperti dulu..
Ingat, apa perkataan yang pernah terucap saat mereka meminta bantuanmu untuk menasihatinya, memintamu menunjukkan jalan yang Ia tunjukkan, membuka tirai abu-abu yang menyelimuti qalbu nya.
Pernahkah menjadikan itu sebagai rasa kebersalahan?
Bukan merasa bersalah karena menasihati, tetapi merasa bersalah karena mengingkari nasihat itu sendiri..
Bersembunyi dibalik cermin hitam, yang bahkan saat kau berada dibelakangnya pun, bayangan diri ini masih terlihat didalamnya.
Berkali menyalahkan keadaan. Namun tak pernahkan berfikir bahwa keadaan itu adalah pilihanmu, kau lebih memilih berada didalamnya dan mengingkari nasihatmu sendiri, bukan pergi dan beranjak darinya..

Tidak cukupkah “syurga” sebagai balasan untukmu


Masihkah kau mampu merasakan jantungmu yang berdetak dengan iramaNya?
Pergerakannya, saat detektormu secara sengaja mengendalikannya, bergerak dengan keinginanmu,
Mengikuti perintah refleks dari pusat pengendalian.
Hingga pada akhirnya kau dapat menyentuh detak itu, detak yang mendampingimu selama kehidupanmu.
Kerut wajah yang terpaut dalam gelap, yang matikanmu sesaat dari gemerlapnya dunia semu
Kau temukan tubuhmu masih hangat dan mampu beranjak dari tempat itu, tanpa satu syukur pun yang terucap, karena Ia telah menjaga mu. Membiarkanmu merasakan detak jantungmu yang tak kau hiraukan selama kau bersenyawa dengan mimpimu.
Apakah dengan keadaan itu kau masih dengan naifnya meminta balasan syurga dari Nya? yang bahkan dengan satu kali sambutan dikala pagi tak kau ingat diriNya..
Kau mencelanya, saat melihat mereka mencoba memperbaiki diri mereka..
Kau mencelanya, saat kau tahu seberapa buruk ia di masa nya dulu..
Kau mencela mereka, yang sedang meniti jalan menuju kekasihnya, menuju jalan yang diridhoi Nya..
Butiran air bening yang sengaja Ia ciptakan untukmu yang dicintaiNya itu, sebagai saksi, seperti apa kau menggunakannya. Apa yang kau ucapkan dari bibirmu saat kau memaksa nya untuk keluar dari dalam kelopak matamu..??
Adakah pernah merasa bersyukur?
Bahkan dengan semuanya kini, Ia dengan janjiNya yang pasti, masih memberimu kesempatan untuk bisa memasuki syurga Nya........

Senin, 08 September 2014

Cahaya....Warna....

Masih bergerak, memilih sebuah bintang yang tak diketahui oleh orang lain..
Mencari sinarnya yang tak terlihat oleh yang lainnya..
sinarnya yang tersembunyi...
Ia tak nampakkan dirinya, bukan karena tak ingin membagi cahaya nya kepada yang lain,
Hanya saja, ia melihat sudah ada matahari dan bulan yang bersinar terang dan menjadi pembicaraan semua galaksi disana, ditempat itu,
Ia yang hanya sebongkah cahaya remang remang...
menyembunyikan dirinya, memulai untuk tentukan cahaya berwarna apa yang akan ia berikan nanti
Sebelum tiba saat, gilirannya meredup dan hilang..

Selasa, 05 Agustus 2014

Jejak....



Mencari jejak yang tak terlihat...
Menerawang jauh.. mencari jalan untuk menemukannya..
Tak berani untuk menemukannya, namun masih tetap bertekad untuk segera menemukannya, dimanakah berada..
Bolehkah menjauhkannya dari masalah yang mungkin akan menimpanya??
Bolehkah menjaganya dari jauh dan berharap ia tak mengetahuinya??
Mencoba untuk memberinya bantuan, meski bukan melalui tangan ini..
Mencoba membantunya dalam memecahkan masalahnya, meski bukan melalui ucapan, kata-kata yang langsung keluar dari bibir ini..
Menemaninya saat ia sedang kesusahan, meski raga ini tak berada disisinya..
Namun, hanya satu hal yang mampu jadikan itu semua menjadi sebuah kenyataan...
Yaitu, kenyataan bahwa kita berdo’a kepada-Nya untuk terus menjaga dirinya yang entah dimana.. yang bagaimana keadaannya sekarang.. dan seperti apa rupanya itu...
Memohon kepada yang menciptakannya... itu lebih baik daripada menyodorkan diri kehadapannya untuk menawarkan bantuan itu..
Karena penciptanya lebih Mengetahui bagaimana cara menjaga kesucian cintamu dan cintanya... yang kelak akan bersatu untuk meraih Cinta-Nya....

Selasa, 10 Juni 2014

Bintang yang Tak Bersinar



Ketika bulan menerangi malam dengan senyumannya, maka tak ada seorangpun yang mampu  acuhkannya dalam gelapnya langit tanpa bintang, mungkin benar ketika banyak orang berkata... langit tanpa bintang itu sperti luasnya lautan tanpa seekor ikan. Seolah jadikan bintang-bintang satu-satu yang sepenuhnya memberikan indahnya hiasan langit dimalam hari, tetapi, tidakkah pernah terfikir, bahwa meski tanpa bintang, selama bulan masih berikan sinar indahnya dengan bantuan mentari, langit masih terlihat indah... dia indah dengan hadirnya bulan yang tiada lelah memberikan cinta dan cahaya nya kebumi. Jika laut terasa sepi tanpa ikan, maka langit akan sangat terasa kelam tanpa Bulan...
Ia telah ciptakan diri yang lemah ini dengat begitu banyak kekuatan, ketakutan, kesedihan, cinta dan air mata..
Namun saat hati ini terus melingkarkan diri pada kesedihan dan kesulitan... memperhatikan setiap kegagalan dan kepedihan yang diperoleh dari sebuah ketidakpastian, kenapa justru menjauhi sang Pemilik hati...?? bersembunyi dibalik atap yang bernamakan keraguan tanpa melihat kenyataan, bahwa terlalu banyak yang perlu kita syukuri dari pada yang kita harus keluhkan...
Hadirkanlah Cinta untuk-Nya... selayaknya rasa terimakasih yang tiada tara kepada sang pemilik Cinta... tataplah langit jika kau masih tak bisa mengungkapkan terimakasih atas apa yang diberikanNya untuk mu...
Lihat disana.. lihatlah... bahkan disaat kamu bersedih dan menyalahkan-Nya pun, Ia masih memberi kasih sayangNya kepadamu, temani mu dalam sepinya malam dengan pancaran lembut sinar Bulan yang tak pernah mengeluh untuk selalu berusaha membuatmu tersenyum dalam sudut gelapmu, temanimu dalam setiap tetesan airmata yang mengalir demi melegakanmu...
Cukuplah cinta-Nya yang senantiasa kau rindukan dalam pencarian oleh jejak-jejak langkah yang senada dengan detak jantungmu,
Karena Ia..... Yang takkan pernah lelah menaungimu dalam butiran cinta-Nya...

Senin, 09 Juni 2014

Rasa Syukur Itu...


Pada setiap jari yang bergerak, terdapat tanda-tanda kekuasaan Nya, disetiap detak jantung yang terus menerus berdetak terdapat tanda cinta Nya yang tiada tara, disetiap helaan nafas yang berhembus terdapat  berjuta harapan yang disertainya...
Pernahkah melihat sang Bunga merengek pada-Nya karena musim panas yang tak kunjung usai?

Pernahkah melihat hewan malam yang mengadu pada-Nya karena kekurangan mereka yang tidak mampu melihat, saat cahaya terang menyorot matanya?
Pernahkah melihat sang rumput menangis pada-Nya karena manusia yang terus menerus memunahkannya?

Bunga yang yang tak pernah merengek kala musim panas tak kunjung berlalu, tak pernah menolaknya, meski hujan yang ia impikan tak juga datang. Ia yakin bahwa Yang Maha Memberi Hidup tidak akan membiarkannya kering dalam panas. Ia terus bertasbih kepada-Nya berterimakasih karena diberikan hidup yang diiringi oleh kasih-Nya.

Hewan malam yang hanya bisa melihat dalam gelap, tak pernah mengadu karena kekurangannya jika dibandingkan dengan hewan lainnya yang bisa melihat siang dan malam bergantian menghitung hari. Ia tak pernah sekalipun kufur atas apa yang diberikan Sang Maha Adil kepadanya, ia tahu, mungkin itulah takdir terbaik yang diberikan-Nya untuk nya. Tak pernah ada kata penyesalan dalam menerima qadha dan qadhar Nya, tak pernah ada kata ‘jika’ dalam memohon kepada-Nya. tetapi syukur-lah kata yang terus mencair dalam setiap ucapannya.

Rumput yang terus-menerus terpotong oleh tangan-tangan manusia yang merasa terganggu akan kehadirannya, tak pernah berhenti bertasbih kepada-Nya. Selalu bersukur karena telah diberikan kesempatan untuk menghamba kepada-Nya, tak pernah berhenti meski dalam keadaan ia sedang terinjak, tak pernah mengeluh meski ia terus-menerus didzolimi oleh manusia, karena ia yang sangat patuh kepada perintah Alloh.

Pernahkah kita se-tegar bunga yang tak pernah mengeluh oleh panas yang terus menerus melemahkannya?
Pernahkah kita se-ikhlas hewan malam yang tak pernah mengadu atas kekurangan yang ia miliki kepada-Nya?
Pernahkah kita se-sabar rumput yang terus menerus bersyukur tanpa sedikitpun keluhan keluar dari mereka meski cobaan terus menerus menghampirinya?

Muhasabah lah diri kita yang mungkin tak pernah bersyukur atas apa yang diberikan-Nya untuk kita. Mungkin kelalaian kita membuat kita semakin menjauh dari-Nya, atau kesombongan kita yang memacu kita untuk selalu kufur kepada-Nya. Istirahatkan lah sejenak kegiatanmu, mulai lah berfikir dan merenung akan apa yang difirmankan-Nya dalam kata-kata cintaNya untuk mu :
“Maka nikmat Tuhanmu yang  manakah yang kamu dustakan?”