Ah hidup ini...
Mungkin semua orang pernah mengeluhkan hal itu.. mencoba mencari kebenaran yang ia coba buat sendiri, mengesampingkan kebenaran yanh sudah pernah ada dan tertera dalam tulisan Indah yang tersusun rapih yaitu Alqur'an..
Menyalahkan orang lain, melihat hal yang buruk saat melihan orang lain..
Padahal diri ini masih sangat jauh dari sebuah kesempurnaan..
Jika Allah tidak Maha Pengampun.. mungkin Ia telah lelah dengan sikap ini..
Aku kasihan pada diri ini, yang masih saja hina di hadapanNya, yang masih saja merasa baik dihadapan manusia..
Padahal, tidak ada seujung kukupun kebaikan yang sudah ku perbuat...
Innalillah.. aku malu.. sangat malu..
Sudah berapa tahun ku lalui hidup ini tanpa ada kebaikan sedikitpun..
Masih seperti sebuah botol kosong yang hanya berisi udara..
Coretan Pena Muslimah Sholehah
Minggu, 21 Desember 2014
Rabu, 10 September 2014
Kaca dan Bayangan
Mengingat...
Mencari jawaban yang
tersirat dalam fakta,
Jika saja ada perekam
otomatis yang terpasang disana, ditempat-tempat itu,
Ditempat-tempat yang
membuat lidah ini mampu meneruskan perkataan kebenaran, mengajak banyak hati
yang terpaut oleh ucapan..
Ditempat-tempat itu, yang
mampu membuatku malu, membuat lidah ini kelu,
Dan Otak ini membeku
seperti batu..
Yang dulu, pernah didamba
karena sikap ini..
Tetapi, kutemui diri yang
tak seperti dulu..
Ingat, apa perkataan yang
pernah terucap saat mereka meminta bantuanmu untuk menasihatinya, memintamu
menunjukkan jalan yang Ia tunjukkan, membuka tirai abu-abu yang menyelimuti
qalbu nya.
Pernahkah menjadikan itu
sebagai rasa kebersalahan?
Bukan merasa bersalah
karena menasihati, tetapi merasa bersalah karena mengingkari nasihat itu
sendiri..
Bersembunyi dibalik
cermin hitam, yang bahkan saat kau berada dibelakangnya pun, bayangan diri ini
masih terlihat didalamnya.
Berkali menyalahkan
keadaan. Namun tak pernahkan berfikir bahwa keadaan itu adalah pilihanmu, kau
lebih memilih berada didalamnya dan mengingkari nasihatmu sendiri, bukan pergi
dan beranjak darinya..
Tidak cukupkah “syurga” sebagai balasan untukmu
Masihkah kau mampu merasakan jantungmu
yang berdetak dengan iramaNya?
Pergerakannya, saat detektormu secara
sengaja mengendalikannya, bergerak dengan keinginanmu,
Mengikuti perintah refleks dari pusat pengendalian.
Hingga pada akhirnya kau dapat menyentuh
detak itu, detak yang mendampingimu selama kehidupanmu.
Kerut wajah yang terpaut dalam gelap,
yang matikanmu sesaat dari gemerlapnya dunia semu
Kau temukan tubuhmu masih hangat dan
mampu beranjak dari tempat itu, tanpa satu syukur pun yang terucap, karena Ia
telah menjaga mu. Membiarkanmu merasakan detak jantungmu yang tak kau hiraukan
selama kau bersenyawa dengan mimpimu.
Apakah dengan keadaan itu kau masih
dengan naifnya meminta balasan syurga dari Nya? yang bahkan dengan satu kali
sambutan dikala pagi tak kau ingat diriNya..
Kau mencelanya, saat melihat mereka
mencoba memperbaiki diri mereka..
Kau mencelanya, saat kau tahu seberapa
buruk ia di masa nya dulu..
Kau mencela mereka, yang sedang meniti
jalan menuju kekasihnya, menuju jalan yang diridhoi Nya..
Butiran air bening yang sengaja Ia
ciptakan untukmu yang dicintaiNya itu, sebagai saksi, seperti apa kau
menggunakannya. Apa yang kau ucapkan dari bibirmu saat kau memaksa nya untuk
keluar dari dalam kelopak matamu..??
Adakah pernah merasa bersyukur?
Bahkan dengan semuanya kini, Ia dengan
janjiNya yang pasti, masih memberimu kesempatan untuk bisa memasuki syurga
Nya........
Senin, 08 September 2014
Cahaya....Warna....
Masih bergerak, memilih sebuah bintang yang tak diketahui oleh orang lain..
Mencari sinarnya yang tak terlihat oleh yang lainnya..
sinarnya yang tersembunyi...
Ia tak nampakkan dirinya, bukan karena tak ingin membagi cahaya nya kepada yang lain,
Hanya saja, ia melihat sudah ada matahari dan bulan yang bersinar terang dan menjadi pembicaraan semua galaksi disana, ditempat itu,
Ia yang hanya sebongkah cahaya remang remang...
menyembunyikan dirinya, memulai untuk tentukan cahaya berwarna apa yang akan ia berikan nanti
Sebelum tiba saat, gilirannya meredup dan hilang..
Mencari sinarnya yang tak terlihat oleh yang lainnya..
sinarnya yang tersembunyi...
Ia tak nampakkan dirinya, bukan karena tak ingin membagi cahaya nya kepada yang lain,
Hanya saja, ia melihat sudah ada matahari dan bulan yang bersinar terang dan menjadi pembicaraan semua galaksi disana, ditempat itu,
Ia yang hanya sebongkah cahaya remang remang...
menyembunyikan dirinya, memulai untuk tentukan cahaya berwarna apa yang akan ia berikan nanti
Sebelum tiba saat, gilirannya meredup dan hilang..
Selasa, 05 Agustus 2014
Jejak....
Mencari jejak yang tak
terlihat...
Menerawang jauh.. mencari
jalan untuk menemukannya..
Tak berani untuk
menemukannya, namun masih tetap bertekad untuk segera menemukannya, dimanakah
berada..
Bolehkah menjauhkannya dari
masalah yang mungkin akan menimpanya??
Bolehkah menjaganya dari
jauh dan berharap ia tak mengetahuinya??
Mencoba untuk memberinya
bantuan, meski bukan melalui tangan ini..
Mencoba membantunya dalam
memecahkan masalahnya, meski bukan melalui ucapan, kata-kata yang langsung
keluar dari bibir ini..
Menemaninya saat ia sedang
kesusahan, meski raga ini tak berada disisinya..
Namun, hanya satu hal yang
mampu jadikan itu semua menjadi sebuah kenyataan...
Yaitu, kenyataan bahwa kita
berdo’a kepada-Nya untuk terus menjaga dirinya yang entah dimana.. yang
bagaimana keadaannya sekarang.. dan seperti apa rupanya itu...
Memohon kepada yang
menciptakannya... itu lebih baik daripada menyodorkan diri kehadapannya untuk
menawarkan bantuan itu..
Karena penciptanya lebih
Mengetahui bagaimana cara menjaga kesucian cintamu dan cintanya... yang kelak
akan bersatu untuk meraih Cinta-Nya....
Selasa, 10 Juni 2014
Bintang yang Tak Bersinar
Ketika bulan menerangi
malam dengan senyumannya, maka tak ada seorangpun yang mampu acuhkannya dalam gelapnya langit tanpa
bintang, mungkin benar ketika banyak orang berkata... langit tanpa bintang itu
sperti luasnya lautan tanpa seekor ikan. Seolah jadikan bintang-bintang satu-satu
yang sepenuhnya memberikan indahnya hiasan langit dimalam hari, tetapi,
tidakkah pernah terfikir, bahwa meski tanpa bintang, selama bulan masih berikan
sinar indahnya dengan bantuan mentari, langit masih terlihat indah... dia indah
dengan hadirnya bulan yang tiada lelah memberikan cinta dan cahaya nya kebumi.
Jika laut terasa sepi tanpa ikan, maka langit akan sangat terasa kelam tanpa
Bulan...
Ia telah ciptakan diri
yang lemah ini dengat begitu banyak kekuatan, ketakutan, kesedihan, cinta dan
air mata..
Namun saat hati ini
terus melingkarkan diri pada kesedihan dan kesulitan... memperhatikan setiap
kegagalan dan kepedihan yang diperoleh dari sebuah ketidakpastian, kenapa
justru menjauhi sang Pemilik hati...?? bersembunyi dibalik atap yang bernamakan
keraguan tanpa melihat kenyataan, bahwa terlalu banyak yang perlu kita syukuri
dari pada yang kita harus keluhkan...
Hadirkanlah Cinta
untuk-Nya... selayaknya rasa terimakasih yang tiada tara kepada sang pemilik
Cinta... tataplah langit jika kau masih tak bisa mengungkapkan terimakasih atas
apa yang diberikanNya untuk mu...
Lihat disana..
lihatlah... bahkan disaat kamu bersedih dan menyalahkan-Nya pun, Ia masih
memberi kasih sayangNya kepadamu, temani mu dalam sepinya malam dengan pancaran
lembut sinar Bulan yang tak pernah mengeluh untuk selalu berusaha membuatmu
tersenyum dalam sudut gelapmu, temanimu dalam setiap tetesan airmata yang
mengalir demi melegakanmu...
Cukuplah cinta-Nya
yang senantiasa kau rindukan dalam pencarian oleh jejak-jejak langkah yang
senada dengan detak jantungmu,
Karena Ia..... Yang
takkan pernah lelah menaungimu dalam butiran cinta-Nya...
Senin, 09 Juni 2014
Rasa Syukur Itu...
Pada setiap jari yang bergerak, terdapat tanda-tanda
kekuasaan Nya, disetiap detak jantung yang terus menerus berdetak terdapat
tanda cinta Nya yang tiada tara, disetiap helaan nafas yang berhembus
terdapat berjuta harapan yang disertainya...
Pernahkah melihat sang Bunga merengek pada-Nya karena musim
panas yang tak kunjung usai?
Pernahkah melihat hewan malam yang mengadu pada-Nya karena kekurangan
mereka yang tidak mampu melihat, saat cahaya terang menyorot matanya?
Pernahkah melihat sang rumput menangis pada-Nya karena
manusia yang terus menerus memunahkannya?
Bunga yang yang tak pernah merengek kala musim panas tak
kunjung berlalu, tak pernah menolaknya, meski hujan yang ia impikan tak juga
datang. Ia yakin bahwa Yang Maha Memberi Hidup tidak akan membiarkannya kering
dalam panas. Ia terus bertasbih kepada-Nya berterimakasih karena diberikan
hidup yang diiringi oleh kasih-Nya.
Hewan malam yang hanya bisa melihat dalam gelap, tak pernah
mengadu karena kekurangannya jika dibandingkan dengan hewan lainnya yang bisa
melihat siang dan malam bergantian menghitung hari. Ia tak pernah sekalipun
kufur atas apa yang diberikan Sang Maha Adil kepadanya, ia tahu, mungkin itulah
takdir terbaik yang diberikan-Nya untuk nya. Tak pernah ada kata penyesalan
dalam menerima qadha dan qadhar Nya, tak pernah ada kata ‘jika’ dalam memohon
kepada-Nya. tetapi syukur-lah kata yang terus mencair dalam setiap ucapannya.
Rumput yang terus-menerus terpotong oleh tangan-tangan
manusia yang merasa terganggu akan kehadirannya, tak pernah berhenti bertasbih
kepada-Nya. Selalu bersukur karena telah diberikan kesempatan untuk menghamba
kepada-Nya, tak pernah berhenti meski dalam keadaan ia sedang terinjak, tak
pernah mengeluh meski ia terus-menerus didzolimi oleh manusia, karena ia yang
sangat patuh kepada perintah Alloh.
Pernahkah kita se-tegar bunga yang tak pernah mengeluh oleh
panas yang terus menerus melemahkannya?
Pernahkah kita se-ikhlas hewan malam yang tak pernah
mengadu atas kekurangan yang ia miliki kepada-Nya?
Pernahkah kita se-sabar rumput yang terus menerus bersyukur
tanpa sedikitpun keluhan keluar dari mereka meski cobaan terus menerus
menghampirinya?
Muhasabah lah diri kita yang mungkin tak pernah bersyukur
atas apa yang diberikan-Nya untuk kita. Mungkin kelalaian kita membuat kita
semakin menjauh dari-Nya, atau kesombongan kita yang memacu kita untuk selalu
kufur kepada-Nya. Istirahatkan lah sejenak kegiatanmu, mulai lah berfikir dan
merenung akan apa yang difirmankan-Nya dalam kata-kata cintaNya untuk mu :
“Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?”
Langganan:
Postingan (Atom)