Rabu, 10 September 2014

Kaca dan Bayangan



Mengingat...
Mencari jawaban yang tersirat dalam fakta,
Jika saja ada perekam otomatis yang terpasang disana, ditempat-tempat itu,
Ditempat-tempat yang membuat lidah ini mampu meneruskan perkataan kebenaran, mengajak banyak hati yang terpaut oleh ucapan..
Ditempat-tempat itu, yang mampu membuatku malu, membuat lidah ini kelu,
Dan Otak ini membeku seperti batu..
Yang dulu, pernah didamba karena sikap ini..
Tetapi, kutemui diri yang tak seperti dulu..
Ingat, apa perkataan yang pernah terucap saat mereka meminta bantuanmu untuk menasihatinya, memintamu menunjukkan jalan yang Ia tunjukkan, membuka tirai abu-abu yang menyelimuti qalbu nya.
Pernahkah menjadikan itu sebagai rasa kebersalahan?
Bukan merasa bersalah karena menasihati, tetapi merasa bersalah karena mengingkari nasihat itu sendiri..
Bersembunyi dibalik cermin hitam, yang bahkan saat kau berada dibelakangnya pun, bayangan diri ini masih terlihat didalamnya.
Berkali menyalahkan keadaan. Namun tak pernahkan berfikir bahwa keadaan itu adalah pilihanmu, kau lebih memilih berada didalamnya dan mengingkari nasihatmu sendiri, bukan pergi dan beranjak darinya..

Tidak cukupkah “syurga” sebagai balasan untukmu


Masihkah kau mampu merasakan jantungmu yang berdetak dengan iramaNya?
Pergerakannya, saat detektormu secara sengaja mengendalikannya, bergerak dengan keinginanmu,
Mengikuti perintah refleks dari pusat pengendalian.
Hingga pada akhirnya kau dapat menyentuh detak itu, detak yang mendampingimu selama kehidupanmu.
Kerut wajah yang terpaut dalam gelap, yang matikanmu sesaat dari gemerlapnya dunia semu
Kau temukan tubuhmu masih hangat dan mampu beranjak dari tempat itu, tanpa satu syukur pun yang terucap, karena Ia telah menjaga mu. Membiarkanmu merasakan detak jantungmu yang tak kau hiraukan selama kau bersenyawa dengan mimpimu.
Apakah dengan keadaan itu kau masih dengan naifnya meminta balasan syurga dari Nya? yang bahkan dengan satu kali sambutan dikala pagi tak kau ingat diriNya..
Kau mencelanya, saat melihat mereka mencoba memperbaiki diri mereka..
Kau mencelanya, saat kau tahu seberapa buruk ia di masa nya dulu..
Kau mencela mereka, yang sedang meniti jalan menuju kekasihnya, menuju jalan yang diridhoi Nya..
Butiran air bening yang sengaja Ia ciptakan untukmu yang dicintaiNya itu, sebagai saksi, seperti apa kau menggunakannya. Apa yang kau ucapkan dari bibirmu saat kau memaksa nya untuk keluar dari dalam kelopak matamu..??
Adakah pernah merasa bersyukur?
Bahkan dengan semuanya kini, Ia dengan janjiNya yang pasti, masih memberimu kesempatan untuk bisa memasuki syurga Nya........

Senin, 08 September 2014

Cahaya....Warna....

Masih bergerak, memilih sebuah bintang yang tak diketahui oleh orang lain..
Mencari sinarnya yang tak terlihat oleh yang lainnya..
sinarnya yang tersembunyi...
Ia tak nampakkan dirinya, bukan karena tak ingin membagi cahaya nya kepada yang lain,
Hanya saja, ia melihat sudah ada matahari dan bulan yang bersinar terang dan menjadi pembicaraan semua galaksi disana, ditempat itu,
Ia yang hanya sebongkah cahaya remang remang...
menyembunyikan dirinya, memulai untuk tentukan cahaya berwarna apa yang akan ia berikan nanti
Sebelum tiba saat, gilirannya meredup dan hilang..