Senin, 09 Juni 2014

Rasa Syukur Itu...


Pada setiap jari yang bergerak, terdapat tanda-tanda kekuasaan Nya, disetiap detak jantung yang terus menerus berdetak terdapat tanda cinta Nya yang tiada tara, disetiap helaan nafas yang berhembus terdapat  berjuta harapan yang disertainya...
Pernahkah melihat sang Bunga merengek pada-Nya karena musim panas yang tak kunjung usai?

Pernahkah melihat hewan malam yang mengadu pada-Nya karena kekurangan mereka yang tidak mampu melihat, saat cahaya terang menyorot matanya?
Pernahkah melihat sang rumput menangis pada-Nya karena manusia yang terus menerus memunahkannya?

Bunga yang yang tak pernah merengek kala musim panas tak kunjung berlalu, tak pernah menolaknya, meski hujan yang ia impikan tak juga datang. Ia yakin bahwa Yang Maha Memberi Hidup tidak akan membiarkannya kering dalam panas. Ia terus bertasbih kepada-Nya berterimakasih karena diberikan hidup yang diiringi oleh kasih-Nya.

Hewan malam yang hanya bisa melihat dalam gelap, tak pernah mengadu karena kekurangannya jika dibandingkan dengan hewan lainnya yang bisa melihat siang dan malam bergantian menghitung hari. Ia tak pernah sekalipun kufur atas apa yang diberikan Sang Maha Adil kepadanya, ia tahu, mungkin itulah takdir terbaik yang diberikan-Nya untuk nya. Tak pernah ada kata penyesalan dalam menerima qadha dan qadhar Nya, tak pernah ada kata ‘jika’ dalam memohon kepada-Nya. tetapi syukur-lah kata yang terus mencair dalam setiap ucapannya.

Rumput yang terus-menerus terpotong oleh tangan-tangan manusia yang merasa terganggu akan kehadirannya, tak pernah berhenti bertasbih kepada-Nya. Selalu bersukur karena telah diberikan kesempatan untuk menghamba kepada-Nya, tak pernah berhenti meski dalam keadaan ia sedang terinjak, tak pernah mengeluh meski ia terus-menerus didzolimi oleh manusia, karena ia yang sangat patuh kepada perintah Alloh.

Pernahkah kita se-tegar bunga yang tak pernah mengeluh oleh panas yang terus menerus melemahkannya?
Pernahkah kita se-ikhlas hewan malam yang tak pernah mengadu atas kekurangan yang ia miliki kepada-Nya?
Pernahkah kita se-sabar rumput yang terus menerus bersyukur tanpa sedikitpun keluhan keluar dari mereka meski cobaan terus menerus menghampirinya?

Muhasabah lah diri kita yang mungkin tak pernah bersyukur atas apa yang diberikan-Nya untuk kita. Mungkin kelalaian kita membuat kita semakin menjauh dari-Nya, atau kesombongan kita yang memacu kita untuk selalu kufur kepada-Nya. Istirahatkan lah sejenak kegiatanmu, mulai lah berfikir dan merenung akan apa yang difirmankan-Nya dalam kata-kata cintaNya untuk mu :
“Maka nikmat Tuhanmu yang  manakah yang kamu dustakan?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar